Tinggal dengan kakak saudara yang sudah menikah, punya anak satu, tinggal di perumahan, dengan status rumah masih ngontrak.
Pak Jno, tetangga sebelah yang bekerja sebagai polisi menyarankan untuk ikut tes walking interview di toko minimarket dekat pintu tol timur bekasi, karena di sana sedang membuka lowongan kerja untuk crew toko. Langsung tes di tempat.
Dia menyuruh untuk langsung ketemu dengan kepala tokonya langsung, karena masuk tes lewat jalur referensi, disitu di amplop lamaran dikasih stempel khusus, karena lewat jalur referensi.
Jarak dari rumah ke tempat tes, ga jauh, paling hanya membutuhkan waktu 20 menit naik motor sudah sampai, di sana banyak sekali yang akan mengikuti tes, laki- laki dan perempuan, tempat tes ada di lantai atas, lantai bawahnya dipergunakan untuk gerai minimarket.
Ikut tes lah di tempat tersebut, dari awal hingga akhir, dari pagi hingga sore, mulai dari tes tinggi badan, untuk yang laki buka baju atas, dicheck apakah bertato atau tidak, tes menghitung cepat, tes bagaimana menawarkan kepada konsumen yang akan membeli.
Kemudian pada akhir tes, peserta disuruh menunggu di rumah, sekitar 2 minggu, untuk kemudian nanti diberi tahu, kalau peserta yang lolos akan dikirim pesan untuk mengikuti pelatihan di kantor minimarket, dengan peraturan, rambut kepala diharuskan pendek cepak, baju putih, celana hitam, sepatu warrior hitam- putih.
Setelah menunggu lama akhirnya dapat pesan untuk mengikuti pelatihan di kantor, jarak dari rumah sampai kantor cukup jauh, skitar 1 jam'an naik motor.
Berangkat pelatihan saat itu pun masih minjam motor punya om, betapa tak enaknya, tiap hari harus pinjam motor, padahal pelatihannya juga cukup lama, kurang lebih 2 minggu.
Rumah om waktu itu juga ga jauh- jauh banget, masih satu komplek perumahan, beda 1 blok.
Sampai di tempat tes, disana ada sekitar 30 peserta yang ikut, yang membuat terkejut, mendapatkan nomer urut pertama dalam daftar nama, kan ga enak banget, apa- apa mesti yang duluan, tes mental banget.
Kemudian lanjut dengan pelatihnya (adts), perempuan muda yang dikemudian hari ternyata dia ceweknya dari kepala toko (rtn), yang nantinya setelah selesai pelatihan, ditempatkan di toko tersebut.
Dari situ jadi tau betul dengan kisah- kisah hubungan mereka, dari jaman mereka pacaran hingga menikah, karena akrab dgn (rtn), dari yang dia sering cerita, sampai (ads) yang sering berkunjung ke toko.
Di kantor pelatihan itu, ternyata tak hanya kantor untuk pelatihan saja, tapi juga gudang penyimpanan berbagai macam produk yang nantinya akan dijual oleh toko, nanti produk itu dikirim ke toko- toko di sekitaran bekasi dengan mobil box.
Tempatnya luas sekali.
Di tempat pelatihan, banyak sekali mendapat berbagai materi yang diberikan, banyak teori- teori, hitung- menghitung, sejarah awal mula berdirinya minimarket, banyak mencatat ini- itu, praktek cara menawari konsumen dengan baik dan benar, praktek mengoperasikam aplikasi pembayaran di komputer, dari pagi hingga sore, pelatihannya ga membosankan, karena selalu diselingi dengan permainan- permainan, joget- joget, jadi ga bikin ngantuk.
Saat pelatihan pun dapat box snack makanan juga. Karena saat itu masih bulan puasa, jadi box snack dibawa pulang, untuk dimakan setelah tiba waktu berbuka puasa.
Tak hanya pelatihan di kantor saja, saat masa pelatihan juga diwajibkan satu hari untuk job training langsung ke toko terdekat dari tempat tinggal.
Job trainng lah di toko depan perumahan tempat tinggal, dari pagi hingga sore, yang dikemudian hari, kurang lebihnya beberapa tahun kemudian, toko tersebut tutup, karena sewa gerainya tak diperpanjang.
Di toko itulah jadi bisa belajar merasakan bagaimana kerja jadi crew store yang sesungguhnya, tak hanya teori- teori belaka, yang selama ini banyak diajarkan, belajar menyusun produk barang di rak penjualan, belajar mengoperasikan aplikasi pembayaran di komputer, belajar bagaimana menghadapi customer secara langsung, itung- itung tes mental, agar gak gampang malu/ takut dengan customer, yang penting tetap yakin dan percaya diri sepenuhnya.
Di hari akhir pelatihan, semua peserta pelatihan menunggu dimana akan ditempatkan untuk bekerja, kemudian setelah tahu dimana ditempatkan, lalu diantar oleh korwil (jabatan yang di atas/ yang lebih tinggi dari kepala toko), diantar dari tempat pelatihan ke toko dimana ditempatkan. Korwil biasanya menggunakan mobil berwarna merah sejenis minibus.
Toko tempat penempatan ini berada di lingkungan perumahan, tokonya termasuk ke dalam kategori tidak terlalu ramai, bukan toko 24 jam, jadi pukul 10 malam sudah tutup, jarak dari tempat tinggal hanya membutuhkan waktu 15 menit naik motor.
Saat sampai di toko tersebut, di toko masih disibukkan dengan penempatan/ display berbagai macam biscuit/ kue kaleng, promo- promo bulan ramadhan, karena memang sebentar lagi akan datang hari raya idul fitri.
Di toko ini juga, bisa berjumpa dengan orang yang satu daerah (yni), satu kampung istilahnya, dia sudah kerja lama di toko tersebut, perempuan muda, bertubuh mungil, belum menikah, walaupun berasal dari satu daerah, tapi tak terlalu akrab, tak ccok.
Setelah sekian beberapa bulan, merasakan lebih akrab dan cocok dengan kepala tokonya (rtn), laki- laki berperawakan tinggi, kulit hitam, dengan tampang yang bisa dibilang seram, tapi ternyata setelah lebih kenal jauh, sangat beda jauh dengan perawakan dan tampangnya. Cocok karena punya selera humor yang sama.