·
Sultan Mehmed II (Muhammad Al Fatih) putra Sultan
Murad II
·
Sultan Mehmed II adalah nama setelah ia
diangkat sebagai Sultan untuk pertama kalinya pada tahun 1444, melanjutkan
kepemimpinan ayahnya, Sultan Murad II.
·
Nama kecilnya, Mehmed. Lahir di Edirne,
30 March 1432, hari jum’at 18 hari bulan Rajab 835 Hijriah.
Ibunya bernama Huma Valide Hatun,
istri kedua Sultan Murad II
·
Ibu tiri Mehmed (Sultana Mara Brankovic)
dari Serbia yang mengasuhnya sejak ia berumur 6 tahun.
Sultana Mara Brankovic adalah istri
ketiga ayahnya yang tak memiliki keturunan.
Masa kecil Mehmed berada dalam kasih
sayang ibu tirinya ini, ibu kandungnya hanya mengasuhnya sampai ia berumur enam
tahun.
·
Sebelum Sultan Murad II wafat, pada usia
11 tahun, untuk melatih dan mendapatkan pengalaman dalam memimpin, ayahnya
menunjuk Mehmed sebagai Gubernur di Amasya (bagian dari wilayah
Ottoman).
·
Sepulang dari Amasya, ayahnya melantik
Mehmed II menjadi Sultan pada tahun 1444 saat berusia 13 tahun.
Dua tahun kemudian Sultan Murad II
menurunkannya kembali dari takhta karena banyak keputusan yang ia lakukan
dipandang oleh kalangan istana membahayakan kelangsungan Ottoman.
·
Saat Mehmed dipanggil ayahnya untuk
tinggal di Istana Andrianopel, karena kakak kandung Mehmed, anak pertama Sultan
Murad II meninggal dunia.
Saudara laki- lakinya yang lain juga
didapati wafat dalam keadaan tak wajar dalam keadaan leher tercekik. Mehmed
satu-satunya pewaris takhta kerajaan.
·
Kesultanan Utsmaniyah didirikan oleh Sultan
Ustman pada 27 July 1299 di kota Bursa, Anatolia.
Ayah Usman adalah kepala wilayah dalam Kesultanan
Seljuk.
Ketika terjadi konflik politik di
Kesultanan tersebut, Usman membentuk Kesultanan sendiri dan meluaskan wilayah
kekuasaannya.
Bendera Ottoman ialah Bulan Sabit Putih
·
Mehmed II merupakan Sultan ke-13 dari
Dinasti Usman (Othoman) yang kala itu berkedudukan di Andrianopel (Asro
Kamal Rokan)
·
Candarli Halil Pasha
merupakan Wazir Agung merangkap Perdana Menteri Ottoman, orang kedua terkuat di
Ottoman.
Di Ottoman tak ada garis kekuasaan dalam
pemerintahan.
Jika Sultan lemah, maka Perdana Menteri
bisa berkuasa penuh & Sultan duduk manis sebagai boneka.
·
Mehmed II juga membentuk Penasehat Muda
pimpinan Zaganos Pasha, sahabat yang mendampinginya ketika ia diberi
tugas oleh Kesultanan sebagai Gubernur Manisa, Provinsi Aegea.
·
Pasukan Yanisseri merupakan
pasukan yang paling ditakuti di Kesultanan Ottoman.
Pasukan yang berasal dari anak- anak
dari keluarga Kristiani yang kalah perang lalu dibesarkan di Kerajaan Ottoman
memeluk agama Islam dan dilatih untuk berperang.
·
Lepas pencopotannya dari jabatan Sultan,
Mehmed ditunjuk untuk mengepalai wilayah Manisa, Provinsi Aegea,
sebagai Gubernur sampai ia berumur 19 tahun.
·
Pada February 1451, Sultan Murad II
wafat, Mehmed II naik takhta untuk kedua kalinya tepat pada usia 19 tahun.
·
Sejak kecil, Mehmed II mempunyai impian
untuk merebut Konstantinopel.
Saat itu Kekaisaran Byzantium
dipimpin oleh seorang Kaisar Konstantinus XI (Kaisar Byzantium ke-57).
Hampir sepanjang abad pertengahan,
Konstantinopel yang dibangun pada 11 May 330 itu menjadi ibukota Kekaisaran
Romawi Timur.
·
Dr. Emrah Safa Gurkan, Associate
Professor of History, Istanbul University, menyebutkan bahwa “Jika ada kota
terbesar di Mediteranian, maka itu adalah Konstantinopel. Kota ini selalu
disebut sebagai tanah perjanjian. Siapapun yang menguasai Konstantinopel ia
akan menjadi penguasa dunia.”
·
Osmania terus menerus berusaha untuk
merebut Kota Konstantinopel, kota terbesar dan termakmur di Eropa tak tersentuh
oleh pasukan Ottoman dari generasi ke generasi yang tercatat sudah melakukan
serangan sebanyak 23 kali.
·
Sultan Mehmed II pernah menyampaikan
kepada Wazir Agung Candarli Halil Pasha, ia berkata, “Aku baru saja bermimpi,
aku melihat ayahku, leluhurku Osman, mereka tunjukkan jalanku ke depan
membawaku bergerak ke Konstantinopel dan berjalan ke Hagia Sophia dan merebut
“Apel Merah”. Allah telah memperlihatkan jalan kepadaku, Allah memerintahkan
kepadaku untuk menaklukkan Benteng Theodosian Konstantinopel, menaklukkan Apel
Merah”
Apel Merah merupakan sebutan untuk
Benteng Konstantinopel.
·
Konstantinus XI menyiapkan pasukannya
dan mengundang Giovanni Giustiniani Longo, pimpinan tentara bayaran dari
Italy, Genova, sahabat Loukas.
Membuat kesepakatan, jika pasukannya
dapat menaklukkan Mehmed II, maka akan mendapat hadiah Pulau Lemnos.
·
Loukas Notaras, Grand Duke
kedudukannya seperti Wazir Agung di Ottoman, tangan kanan Kaisar.
Pedagang dan penganut Kristen Ortodoks
yang tak suka dengan Katolik.
Ia mengatakan, “Aku lebih suka melihat
orang bersorban memasuki benteng ini daripada melihat topi kardinal”
·
Sultan Mehmed meminta penasehatnya untuk
mengundang Orban keturunan Hungaria, seorang Kristiani, ahli pembuat Meriam.
Ini Meriam terbesar pada zamannya untuk
meruntuhkan tembok Konstantinopel.
Orang Yunani menyebut meriam ini dengan
nama Basilica
·
Ketika pagi, langit Byzantium cerah, di
atas kuba dibalik lambang salib gereja Hagia Sophia tampak asap putih tebal
keluar dan terbang ke angkasa.
“Lebih dari 1100 tahun kota ini dijaga
oleh Bunda Maria, tapi hari ini Bunda Maria meninggalkan kota ini”, ucap Kaisar
Konstantinus XI.
·
Konstantinus XI membakar semangat
pasukannya dengan mengatakan, “Byzantium, Konstantinopel ibukota Romawi Timur
harus dipertahankan dari bencana Islam ke Eropa yang sudah kita pertahankan
lebih dari 1000 tahun.”
·
Bangsa Ottoman mengatakan ia adalah
Fatih “Sang Penakluk”.
Konstantinopel berganti nama menjadi
Istanbul.
Nama Mehmed yang bermakna Muhammad
disematkan di belakang namanya, kata “Al Fatih” menjadi Muhammad Al Fatih,
yang berarti Muhammad Sang Penakluk.
·
Tanggal 29 May 1453, hari Selasa
bertepatan dengan 20 hari bulan Jumadil Awal 875 Hijriah, Pukul 05.37 waktu
Konstantinopel, Mehmed II memasuki gerbang Konstantinopel pada usianya yang ke
21.
·
Hagia Sophia awalnya didirikan sebagai
Kuil Pagan pada 325 masehi.
Pada 360 masehi, Kontantinus II
mengambil alih kuil ini dan menjadikannya sebagai gereja kristen ortodoks.
Saat Mehmed II menyingkirkan Kaisar
Konstantinus XI, Hagia Sophia dijadikan masjid.
Namun semasa Turki dipimpin Mustafa
Kemal Pasha, masjid tersebut diubah menjadi museum.
Setelah 86 tahun, Hagia Sophia sebagai
museum, oleh Presiden Erdogan dikembalikannya sebagai masjid, berdasarkan
keputusan Pengadilan Turki.
Kumparan.com- saidin- mehmed II