Minggu, 08 Juli 2018

Buku "Slilit Sang Kiai" - Emha Ainun Nadjib

Buku "Slilit Sang Kiai" karya Emha Ainun Nadjib
Penerbit Mizan


-Taraf ana insan atau "aku manusia", terlalu disibukkan oleh ego eksistensialnya sebagai seseorang
-tahap ana abdullah atau "aku hamba Allah", membela jumlah kepatuhannya kepada Allah
-Khalifatullah bersikap demokratis pada seluruh anggota alam, seluruh hamba Allah

Orang-orang beriman kini makin diuji untuk menentukan apakah mereka lebih memilih "menghimpun pahala pribadi" ataukah "menyumbangkan diri bagi proses-proses sosial". Hal yang kedua bisa dirisikokan berkurangnya peluang yang pertama

Masyarakat sekitar memilih pola kearifan tertentu untuk memaafkannya dengan cara menganggapnya gila

-Kalau kau menjumpai kayu melintang di jalan, itu adalah perintah agar engkau menyingkirkannya
-Kalau engkau memperoleh uang, itu adalah perintah agar engkau menyerahkannya kepada siapapun yang membutuhkannya, sesudah dipakai tak kurang & tak lebih bagi kita sendiri

Kesadaran dak tentu membuat mereka tidak terlalu mabuk gembira jika memperoleh rezeki, serta tidak stress serius kalau ditimpa kemalangan

-Kalau makan & minum sekadar mubah atau halal, berarti manusia boleh tidak makan atau tidak minum, karena tidak wajib
-Kalau tak makan tak minum, berarti menghina Tuhan yang sudah capek-capek bikin badan kita, tidak memelihara amanah Tuhan, membunuh titipan Tuhan. Jadi makan-minum itu wajib.
-Kalau makan-minum dalam jumlah yang melebihi standar syarat kesehatan tubuh, hukumnya makruh
-Kalau makan-minum secara berlebihan dalam jumlah maupun "estetika makanan-nya", bisa haram hukumnya

Kejenuhan itu sendiri sunnatullah atau hukum alam. Tuhan mengizinkan kita untuk merasa jenuh pada saat-saat tertentu sebagai bagian dari peran kemanusiaan

Memiliki peluang ekonomi untuk bisa bersekolah sampai perguruan tinggi. Menjadi pandai & mampu mngelola kehidupan secara lebih rasional. Akan menang bersaing meniti karier melawan para tamatan sekolah menengah, para D.O, atau para non sekolah

Kalaupun ogah terlibat bekerja dalam jajaran birokrasi kekuasaan/ tempat-tempat lain yang anda perhitungkan secara sistemik mendukung kemapanan itu, bikin badan swadaya masyarakat

Kemiskinan adalah ekspor nonmigas yang subur bagi kelompok priayi pembebas rakyat dimana anda bisa bergabung (perusahaan swadaya masyarakat)

Kalau kehilangan pekerjaan, asap dapur akan terancam. Mbok, ya kalau tidak kerja itu, ya tetap punya duit gitu lho

Menyamakan persanggamaan dengan seks, seperti menyamakan sembahyang dengan Tuhan, atau perkawinan dengan kebahagiaan, atau nasi dengan rasa kenyang

Nasi hanya alat untuk mencapai kenyang. Kalau sudah sampai pada kenyang, nasi tak lagi diperlukan. Kalau sudah tiba di kebahagiaan, perkawinan tak dibutuhkan. kalau sudah tinggal di Tuhan, kendaraan sembahyang tak diperlukan, kalau sudah bersemayam di dalam seks, persanggamaan tak dibutuhkan

Ayam horn, jenis binatang yang bukan ciptaan "murni" Dewa Binatang, melainkan buah persilangan teknologis. tak diperlukan kehadirannya sebagai dirinya sendiri, melainkan sekadar untuk diperas telurnya serta disembelih

Jenis binatang yang menyebalkan. Terlalu manja, ringkih badan maupun jiwanya. Harus selalu enak makan, mudah diserang penyakit, tak mampu bertarung & gampang mati. Dengan satu sentuhan kecil, dari sesuatu yang asing, akan pingsan

Ayam kampung, yang suka bandel, terlalu spekulatif dalam cari makan, sehingga hari depan kurang terjamin. Padahal ayam horn, sungguh-sungguh tak tahan lapar, takut melarat & amat suka bersolek

Eksistensi ketela sudah luntur. Ketela bakar, godog, goreng, hanya berani muncul di kalangan masyarakat pinggiran, di lapisan yang ketinggalan zaman
-Untuk tampil di gedongan, di hotel-hotel/ perjamuan masyarakat "abad ini", ketela mengubah dirinya menjadi keripik, atau mencampurkan diri dengan unsur-unsur lain
-Ketela hanya "eksis" bila tak murni. Kalau masih murni, ketela hanya berani nongol di pojok-pojok jalan, di warung-warung kecil

Kutu-kutu lebih rajin membaca buku di banding dengan mahasiswa, juga dosen-dosennya. Perpustakaan bekerja amat santai, bahkan ada hari ketika perpustakaan menganggur sama sekali. Mahasiswa hanya konsumen komoditas eceran di pasaran ilmu. Waktu ke pasar mereka cukup membawa kantung telinga, otaknya disimpan dalam almari besi

Wahyu yang sesungguhnya dimaksud oleh Panembahan Senopati ialah kualitas intelektual, yang dijelmakan ke dalam wawasan sosial & kemampuan & keterampilan mengendalikan, agar dapat memonopoli kedudukan & status agar para pendekar di dusun tidak akan berani memimpikan kekuasaan, sebab mereka tidak akan memperoleh wahyu

Sistem persekolahan dipandangnya sebagai rumah pegadaian tempat anak-anak bangsa dihimpun untuk mengabdi kepada perusahaan peradaban yang seolah sengaja menghancurkan tetes demi tetes kemanusiaan

Tidak bekerja & memang memilih tidak membudakkan dirinya terhadap perusahaan ekonomi atau politik sekularistik apapun

Hubungan kami adalah hubungan pengertian & anjuran. Tidak seorangpun berhak menentukan diri saya, kecuali keyakinan saya sendiri. Tidak sebuah pihak pun berwenang mengatur langkah kaki saya, kecuali kesadaran perhitungan saya sendiri

Ketika seorang "wanita karier" menunda urusan cinta-mencinta, seolah-olah ia memiliki konsep bahwa cinta adalah sebuah bilik yang untuk sementara digembok saja dulu. Nanti kalau karier sudah mapan bisa dibuka kembali & lelaki idaman hati silahkan masuk
-Ketika para wanita terlibat dengan Dewa Asmara maka terganggulah mekanisme usahanya. Terbengkalailah usahanya. Terbengkalailah karier & perusahaannya

Berhenti dari kerakusan eksploitasi yang membunuh kemampuan alam

Sepolos guru sekolah dasar yang mengajari muridnya, "anak-anak, siapa penemu Amerika? Dijawabnya, Colombus! " Dan ruh berjuta-juta Indian yang dimusnahkan ke kubur oleh bangsa terbesar itu, menangis

Untuk alam hidup desa, yang baik, jujur & jowo. Jowo ini tentu saja bukan ras Jawa, melainkan suatu istilah untuk orang yang suka memberi

Orang Jepang justru berangkat dari sikap tradisional mereka kansen minpi, semacam ngabekti kepada atasan, sementara atasan dawuh kepada bawahan. Seperti struktur Gusti Kanjeng & Abdi Dalem & Kawula

Tidak ada komentar:

Posting Komentar