Senin, 21 Agustus 2023

Sultan Alp Arslan

The Lion of Manzikert 1071 M

Pertempuran Malazgirt yang dipimpin Sultan Alp Arslan dan diikuti masuknya bangsa Turki ke Anatolia.

Pertempuran Malazgirt, penguasaan Turki atas Anatolia dimulai dengan pertempuran Malazgirt, dikenal sebagai pertempuran Manzikert, pada 26 August 1071, dimana pasukan Seljuk Turki dipimpin Sultan Alp Arslan mengalahkan tentara Bizantium yang jumlahnya jauh lebih besar.

Kemenangan Turki atas pertempuran tersebut mempercepat pelemahan kekaisaran Bizantium dan menyebabkan lebih banyak orang Turki menetap di wilayah tersebut, membuka jalan bagi pendirian kekaisaran Ottoman.

Pada tahun 1064 M Sultan Saljuk pertama, Tughril Bey wafat, sepeninggal Tughril Bey, Sultan Saljuk berikutnya dijabat oleh keponakannya sendiri yakni Sultan Muhammad bin Daud Chaghir Bey yang bergelar "Alp Arslan" (Singa yang gagah berani).

Di sebelah Selatan, perang dengan Dinasti Syiah Fatimiyah terus dilakukan demi mengurangi rongrongan dan pengaruh Syiah di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Abbasiyah.


Wilayah Mesir, Aleppo, Yerussalem dan Ramallah berhasil diambil alih dari tangan Dinasti Syiah Fatimiyah.

Sementara di sebelah utara, Sultan Alp Arslan terus mengerahkan pasukan besarnya untuk menuju Georgia dan Armenia demi memancangkan panji- panji İslam di tanah- tanah kekuasaan kekaisaran Byzantium (Romawi Timur).

Pada tahun 1068 M, Romanus IV Diogenes naik takhta sebagai Kaisar İmperium Byzantium yang baru untuk menggantikan Kaisar Constantinus IX yang meninggal karena sakit.

Pada hari Jumat 26 August 1071 M (27 Dzul qa'dah 463 H), 200.000 pasukan Byzantium sudah bersiap dalam formasi tempur dan terus bergerak merangsek masuk ke dalam wilayah kekuasaan Kesultanan Saljuk.

Kini di dalam benak Sultan sudah tidak ada lagi bayangan keindahan dunia yang tersemat.
Kemilau emas dan perak, wanita- wanita yang cantik, istana besar yang mewah, taman- taman yang asri dan tempat tidurnya yang empuk.

Kini yang terlintas di hati dan pikirannya hanyalah bayangan kematian, bayangan bertemu dengan Allah dan Rasul yang sangat ia rindukan.
Lalu setelah itu ia memakai pakaian putih- putih dan bersumpah untuk berjuang hingga titik darah penghabisan sembari berkata " Jika saya terbunuh, maka pakaianku yang akan menjadi kafanku!" ujar Alp Arslan kepada seluruh pasukannya !

Pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Saljuk.
Sementara kaisar Romanus IV berhasil ditahan.
Sultan Alp Arslan memperlakukan Kaisar Romanus IV dengan sangat baik dan kembali menawarkan klausul perdamaian.

Pada hari terakhir kaisar ditahan, Sultan Alp Arslan bertanya kepadanya.
"Menurutmu apa yang akan kamu lakukan bila aku yang menjadi tawananmu?"
Romanus menjawab, "Mungkin aku akan membunuhmu atau menggiringmu dengan penuh kehinaan di jalan- jalan kota Konstantinopel."
Alp Arslan membalas, "Hukumanku lebih berat daripada itu, engkau kumaafkan dan kubiarkan pergi!" ujar Sultan.

Sultan memerintahkan kepada dua orang jenderalnya sebagai pendamping, serta 100 orang pasukan berkuda Mamluk sebagai pengawalnya hingga ke Konstantinopel.
İbnu Katsir menerangkan bahwa pasukan yang mengawalnya membawa panji yang bertuliskan
La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah.


portal-islam.id/2021//siapa-sultan-alparslan-lion-of-manzikert

Tidak ada komentar:

Posting Komentar