Jumat, 11 Juli 2025

Labuhan Gunung Merapi

Labuhan Merapi diadakan untuk memperingati Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Bawono X, sekaligus
dimaknai sebagai sebuah perwujudan dan persembahan doa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas segala nikmat dengan keberadaan Gunungapi Merapi.

Labuhan Merapi biasanya dilaksanakan pada tanggal 30 Rajab (kalender Jawa) setiap tahunnya.
Upacara ini dibuka dan dihadiri oleh masyarakat umum dan menjadi agenda wisata tahunan Kabupaten Sleman. Penyelenggara upacara ini adalah abdi dalem Kraton, namun dalam pelaksanaannya melibatkan masyarakat lokal dan beberapa komunitas pemerhati Gunungapi Merapi.

Beberapa ubarampe labuhan yaitu Peningset Udaraga, Desthar Daramuluk, Kampuh Poleng Ciut, Semekan Bangun Tolak, Semekan Gadung Mlati, Semekan Gadung, Nyamping Kawung Keemplang, Nyamping Cangkring, Ses (rokok), Wewengen dan Arta Tindih. Juga hasil bumi masyarakat lereng Merapi seperti sayur dan buah, sebagai bukti wujud rasa syukur dengan keberadaan Gunungapi Merapi memberikan sumber kehidupan.

Rangkaian upacara Labuhan Merapi biasanya dilaksanakan 2 hari. Hari pertama, prosesi Labuhan Merapi diawali dari keraton Yogyakarta dengan iring- iringan membawa uborampe labuhan menuju kantor Kapanewon Cangkringan yang terlebih dahulu singgah di kantor Kapanewon Depok. Selanjutnya oleh perwakilan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat diserahkan kepada Panewu Kapanewon Cangkringan yang kemudian diterima oleh abdi dalem juru kunci Gunungapi Merapi, Mas Kliwon Suraksa Asihono atau lebih dikenal dengan panggilan Mbah Asih.

Setelah prosesi tersebut, kemudian uborampe dan gunungan diarak dari kantor Kapanewon Cangkringan menuju petilasan rumah Mbah Maridjan (almarhum) di Dusun Kinahrejo, Kalurahan Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan. Malam harinya dilakukan kenduri, pementasan kesenian, doa bersama ditutup pagelaran wayang kulit semalam suntuk.

Hari kedua, dimulai sekitar pukul 06.00, uborampe diarak sepanjang 2,5 km dari dusun Kinahrejo dilabuh atau dibawa ke Sri Manganti, pada ketinggian 1.550 mdpl. Di Sri Manganti selanjutnya dilakukan prosesi utama yaitu ritual dan doa serta pembagian nasi berkat kepada seluruh warga masyarakat yang mengikuti dengan harapan mendapatkan berkah dari upacara tersebut. Seluruh prosesi ini dipimpin oleh juru kunci Gunungapi Merapi, Mbah Asih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar