Buku "Centhini II, Tambangraras-amongraga" karya Ngabei Ranggasutrasna, dkk
Jilid II
Penerbit Balai Pustaka
Sastra Jendara itu adalah wujud sifat keselamatan Dewa Indra yang mengandung tabir rahasia selaku pengganti Hyang Wisesa
Sastra Cetha adalah kewaskitaan dalam hal kemanunggalan, jelas tidak ragu lagi akan asal mula hidup & menjadikan bebas di dunia artinya betul-betul yang dikhususkan di dunia
Tanpa hidup ini, tanpa hasil, susah seumur hidup. lebih baik tidak hidup. Manusia yang tidak sempurna hidupnya bagaikan makhluk tanpa tekad kemantapan hati
Sang Hyang Wisnu menjawab, "Hamba gunakan lahir & batin. batin sebagai manusia, lahir sebagai jin. Kemanusiaan hamba ini berasal dari nenek moyang sendiri. Oleh karena itu untuk kebatinan, karena laki-laki itu menjadi sarana yang mengadakan hidup. Adapun segi unsur jin hamba berasal dari nenek moyang wanita, karena Sang Hyang Nurcahya diambil menantu oleh raja jin"
Orang pandai akan kalah oleh orang yang cerdik. Orang cerdik kalah oleh orang yang tinggi kekuasaannya
Serba sulit menghadapinya bila mengikuti ajakan kemenakannya. Untuk memeluk Islam, beliau merasa malu, sebab seorang raja tidak teguh pada keyakinan & imannya
Permainan bermain kartu itu bukan pekerjaan untuk mencari untung, tetapi hanya sekedar untuk bersuka ria menyenangkan hati & sekedar kelengkapan bagi pejabat tinggi
Tumuli "segera, cepat", artinya lekas-lekas bila mengocok, membagi, membuang, & menerima kartu. Jangan sampai disuruh lawan, karena kelihatan tidak tanggap
Jika kalah jangan tampak cemas & sedih, kemudian marah. Jelek dipandang orang, roman muka pasti tampak gelap & masam, sedangkan jika menang jangan tampak gembira ria & tertawa tergelak-gelak, menimbulkan rasa tidak senang bagi lawan
Ki Ajar Sutikna berkata, "Ketika saya masih muda, sebelum menjadi penjudi, saya sangat nakal, bermain-main dengan wanita penjaja cinta, menjelajahi tanpa pilih-pilih. Hingga dapat mengetahui watak & tingkah laku wanita, mengetahui kemampuan diriku menghadapi wanita & mengetahui penyebab rasa senang, kecewa, & mengkal"
Jika kamu akan memilih wanita yang baik, pantas dijadikan istri, silakan merenungkan makna kata-kata bobot, bebet, bibit.
Bobot; memilih wanita sejati dilihat dari silsilah keturunan ayahnya,
Bebet; dipilih keturunan orang supudya (orang yang banyak harta benda),
Bibit; dipilih wanita yang baik parasnya & banyak kepandaiannya
Bila seseorang iri, benci & berbuat semena-mena harus mengucap "jabang bayi", supaya bila bayi itu kelak lahir jangan sampai cacad, semoga lahir dengan selamat
Kanjeng Sunan Giri Prapen yang melawan raja. Kemudian ditangkap, dibawa ke Mataram bersama istri, anak, & pengikutnya. Beliau mempunyai anak dari istri selir, anak tertua bernama Jayengresmi, adiknya Jayengsari & anak bungsu bernama Rancangkapti yang cantik
Jika selam berada di dunia selalu mengadakan pesta, selalu bersuka ria, bila meninggal dunia, jasmaninya akan busuk bercampur tanah, nyawanya menjadi Pengganggu, kemamang, mayat pocongan
-Bila melakukan bertapa, senang berpantang, mencegah keinginan makan, minum, jasmaninya akan ..., keras menjadi batu, nyawanya terbang melayang seperti sibur-sibur tidak bermata
-Bila gemar menahan keinginan untuk tidur, nyawanya menjadi setan, jin parahyangan
-Bila gemar bertapa & tidak bersanggama, mencegah sahwat, nyawanya menjadi dhanyang "hantu penjaga" smarakisma
Empat macam bentuk rumah; Joglo, Limasan, Kampung, & Mesjid
Kelahiran Selasa Kliwon, sudah menjadi kehendak Tuhan harus menikah dua kali, yang tidak menikah dua kali akan cerai mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar