Minggu, 14 Januari 2018

Buku "Balada Gathak Gathuk" - Sujiwo Tejo

Buku "Balada Gathak Gathuk" karya Sujiwo Tejo
Penerbit Bentang

Kita memiliki banyak masalah bukan karena semata orang jahat itu banyak, tapi juga karena orang-orang baik yang ada hanya diam & mendiamkan kejahatan terjadi

Kerap kali dalam tradisi dakwah di Jawa, ada satu tahap tersukar untuk menjadi kiai, ialah mendiamkan dunia berlangsung apa adanya, tanpa tanya ini-itu, apalagi main larang ini-itu

Kitab Serat Centhini, 12 jilid, 3500 halaman, bicara tentang ajaran agama, kuliner, pertanian, sampai urusan primbon (horoskop) & adat istiadat

Minta maaf karena disuruh minta maaf itu sudah bukan minta maaf lagi. Itu cuma karena malas ribut saja

Ilmu Padi makin berisi makin tunduk, sudah kuno, pakailah ilmu kondom, makin berisi makin tegak, tetapi tegaknya untuk kebahagiaan bersama

Pandawa lima itu melambangkan panca indra. Dua lagi tambahannya Dewi Kunthi & istri Pandawa, Dewi Drupadi, yang melambangkan indra keenam & naluri

Baladewa, Kresna, & Subadra, ketiganya menengarai putih, hitam, & kuning; cipta, rasa, & karsa

Sebut Lesmana di Ramayana maupun Bhisma di Mahabharata, menjomlokan diri karena pilihan hidupnya. Jomblo zaman sekarang lantaran ingin menghindar dari tanggung jawab sebagai suami/ sebagai istri

Hidup mbok dijalani saja, ndak usah dipikir-pikir. Kesenangan yang tulus tak perlu dipilah-pilah ke dalam senang dari segi apanya saja. Senang, ya, senang saja. Ndak usah dipikir kenapa, kok bisa senang

seeing is believing, mendatangi suatu tempat & mengalaminya sendiri jauh lebih bikin kita yakin ketimbang cuma membaca / mendengarnya lewat media massa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar