Senin, 30 September 2019

Ziarah ke Makam Wali

Menara Kudus

1.

2.

3.

4.
##

5. Masjid Al-Aqsha Manarat Qudus
##
6.

7. Masjid Demak

8. Masjid Demak Saat Shubuh
##


9.


10. Brosur

11. Bus Ramayana

12.

13.

14.

15. Interior Bus

16.

Jumat, 27 September 2019

Kerajaan Prancis

Penguasa pertama: Clovis

*Revolusi Prancis (1789-1799),
>Pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi terhadap sejarah Prancis dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara keseluruhan.
>Monarki absolut yang telah memerintah Prancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
>Menuntut pembubaran Kerajaan Prancis yang berada di bawah Wangsa Bourbon, akibat penderitaan yang mereka rasakan karena pemerintahan yang sewenang-wenang & royal.
>Pengaruh Revolusi Prancis terhadap Indonesia, paham-paham yang memberikan inspirasi bagi para tokoh di Indonesia seperti paham Nasionalisme, paham Demokrasi, Persatuan.

*Republik Pertama (1792-1804)
>Didirikan oleh Konvensi Nasional baru, berlangsung sampai deklarasi Kekaisaran Prancis Pertama di bawah Napoleon I.

*Wangsa Bonaparte, Kekaisaran Pertama (1804-1814)
-->>Napoleon I
>Senat memilih Napoleon sebagai kaisar Prancis setelah pemungutan suara yang dilakukan berhasil.
Menandai berdirinya kekaisaran Prancis pertama.
>Kekaisaran Napoleon, zaman keemasan Prancis di seluruh dunia terutama di benua Eropa
>Pada masa jayanya menguasai hampir seluruh dataran Eropa; Belanda, Spanyol, Swedia, sebagian wilayah Italia & Polandia.
Perang yang dimenangkannya melawan Austria & Prusia.
>Panglima terhebat, salah satu tokoh politik yang paling terkenal.
>Prestasi hukumnya yang kekal, Kitab Undang-undang Napoleon, sangat mempengaruhi perundang-undangan di banyak negara, termasuk di Indonesia.
>Kekalahan Napoleon, setelah jatuhnya kota Paris akibat diserang Rusia, Austria & Prusia serta dibuangnya Napoleon ke pulau Elba.

*Wangsa Bourbon, Restorasi Bourbon (1814-1815)
-->Louis XVIII(18)

*Wangsa Bonaparte, Kekaisaran Pertama (Seratus hari, 1815)
-->Napoleon I (20 Mar-22 Jun)
-->Napoleon II (22 Jun-07Jul), anak Napoleon I

*Wangsa Bourbon
-->Louis XVIII(18), (1815-1824), cucu Louis XV(15)+ adik Luouis XVI(16)
-->Charles X(10), (1824-1830), adik Louis XVI(18)
>Diakhiri oleh Revolusi Juli/ Revolusi Prancis kedua/ Revolusi Prancis 1830, pelengseran Raja Charles X, penguasa Bourbon Prancis dan kenaikan tahta sepupunya Louis-Philippe, adipati Orleans

Louis XV(15)
|
...
|
1)Louis XVI(16)- 2)Louis XVIII(18)- 3)Charles X(10)
|
Louis XVII(17)


*Wangsa Orleans, Monarki Juli (1830-1848)
-->Louis-Philippe, sepupu raja Louis XVI(16)
>dipaksa mengundurkan diri setelah meletusnya Revolusi Prancis 1848.

*Republik Kedua (1848-1852)
-->Napoleon III/ Louis-Napoleon Bonaparte, keponakan Napoleon I

* Wangsa Bonaparte, Kekaisaran Kedua (1852-1870)
-->Bonaparte III/ Louis-Napoleon Bonaparte

Kamis, 26 September 2019

Buku "Anak Semua Bangsa" - Pramoedya Ananta Toer

Annelies telah berlayar.
Kepergiannya laksana cangkokan muda direnggut dari batang induk.
Perpisahan ini jadi titik batas dalam hidupku: selesai sudah masa-muda.
Ya, masa muda yang indah penuh harapan & impian-dan dia takkan balik berulang.

Belakangan ini matari bergerak begitu lambat, merangkaki angkasa inci demi inci seperti keong.
Lambat, ya lambat-tak peduli jarak yang ditempuhnya takkan mungkin diulang balik atau tidak.
Mendung sering bergantung tipis di langit, segan menjatuhkan gerimis barang sesapuan. Suasana begitu kelabu seakan dunia sudah kehilangan warna-warni selebihnya.

Orang tua-tua melalui dongengan mengajarkan akan adanya dewa perkasa bernama Kala-Batara Kala.
Katanya dialah yang mendorong semua saja bergerak semakin lama semakin jauh dari titik tolak, tak terlawankan, ke arah yang semua saja tidak bakal tahu.
Juga aku, manusia yang buta terhadap hari-depan, hanya dapat berharap tahu.
Uh, sedang yang sudah dilewati tak semua dapat diketahui!

Orang bilang, apa yang ada di depan manusia hanya jarak.
Dan batasnya adalah ufuk.
Begitu jarak ditempuh sang ufuk menjauh.
Yang tertinggal jarak itu juga-abadi.
Di depan sana ufuk yang itu juga-abadi.
Tak ada romantika cukup kuat untuk dapat menaklukkan dan menggenggamnya dalam tangan-jarak dan ufuk abadi itu.

Batara Kala telah menyorong Annelies melalui jarak-jarak, aku sendiri disorongnya melalui jarak-jarak yang lain, makin berjauhan, makin pada tak tahu apa bakal jadinya.
Jarak yang semakin luas membentang membikin aku jadi mengerti: dia bukan sekedar boneka rapuh.
Barang siapa dapat mencintai begitu mendalam, dia bukan boneka.
Mungkim juga dialah satu-satunya wanita yang mencintai aku dengan tulus.
Dan makin jauh juga Batara Kala menyorong kami berpisah, makin terasa olehku: sesungguhnya aku mencintainya.

Kamis, 19 September 2019

Kerajaan di Jawa Barat

Kerajaan Tarumanagara/ Ker. Taruma pecah menjadi 2:
-Ker. Sunda/ Ker. Pasundan (Raja Sri Maharaja Tarusbawa),
beribukota di Pakuan Pajajaran
-Ker. Galuh (bekas Ker. Kendan/ Kelang), Raja Wretikandayun,
beribukota di Kawali.

Menjadi satu kembali menjadi Kerajaan Sunda Galuh.

Kerajaannya sempat kembali terpecah dua pemerintahannya, dan disatukan lagi oleh Sri Baduga Maharaja/ Ratu Jayadewata/ Prabu Siliwangi, menjadi Keraj. Padjadjaran.


Kerajaan Tarumanagara -- (I Keraj. Sunda & Galuh -- Keraj. Sunda Galuh -- (II Keraj. Sunda & Galuh -- Keraj. Padjadjaran.

##

* Terpecahnya Kerajaan Tarumanagara
Raja Linggawarman (Raja terakhir Keraj. Tarumanagara) mempunyai dua orang putri:
1. Manasih (putri sulung), menjadi istri Tarusbawa dari Sunda.
2. Sobakancana, menjadi istri Dapunta Hyang Sri Jayanasa, kemudian hari menjadi pendiri Keraj. Sriwijaya.

Otomatis, tahta kekuasaan Keraj. Tarumanagara jatuh kepada menantunya, yaitu Tarusbawa. Karena Tarusbawa lebih menginginkan untuk kembali ke Kerajaannya sendiri, yaitu Sunda(yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara), setelah Tarusbawa naik tahta, Tarumanagara beralih menjadi bawahannya.

Hanya Galuh yang tidak sepakat & memutuskan untuk berpisah dari Sunda, yang sebelumnya dengan dukungan Keraj. Kalingga di Jawa Tengah, Wretikandayun menuntut kepada Tarusbawa supaya wilayah Tarumanagara dipecah dua.

Karena ingin mwnghindari perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan Galuh. Batas Keraj. Sunda & Galuh yaitu Sungai Citarum,

Sunda sebelah barat
Galuh di timur

Ken Arok/ Ken Angrok

* Bergelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.
* Pendiri Dinasti Rajasa/ Wangsa Rajasa, dinasti yang menurunkan raja-raja Singhasari, Majapahit. Para raja Demak, Pajang, & Mataram Islam juga merupakan keturunannya.

* Istrinya; Ken Dedes & Ken Umang (selir)
Anaknya; -Mahisa Wonga Teleng/ Bhatara Parameswara,
-Agnibhaya/ Guningbhaya
-Tohjaya (dari selir)

* Nama Ken Arok mungkin hanya ciptaan si pengarang (Pararaton). Arok= rok= berkelahi.
* Saat bayi dibuang oleh ibunya, ditemukan & diasuh oleh seorang pencuri, kemudian diasuh lagi oleh seorang penjudi. Tumbuh menjadi berandalan yang lihai mencuri & gemar berjudi.


* Siasat Pembunuhan
Saat Ken Arok bekerja sebagai pengawal Tunggul Ametung (akuwu Tumapel), Ken Arok tertarik pada istri Tunggul Ametung (Ken Dedes) yang cantik. Ken Arok kemudian membutuhkan keris ampuh untuk membunuh Tunggul Ametung yang terkenal sakti.

Ken Arok pun memesan keris kepada seorang ahli pembuat pusaka ampuh bernama Mpu Gandring. Mpu Gandring menyanggupi membuatnya dalam waktu setahun. Karena Ken Arok tidak sabar, lima bulan kemudian ia mengambil keris yang belum sempurna itu, direbut & ditusukkan ke dada Mpu Gandring sampai meninggal. Saat sekaratnya itu, Mpu Gandring mengucapkan kutukan "Bahwa keris itu nantinya akan membunuh 7 orang raja, termasuk Ken Arok sendiri & anak cucunya.

Kembali ke Tumapel, Ken Arok meneruskan rencananya untuk merebut kekuasaan Tunggul Ametung. Ia meminjamkan kerisnya pada Kebo Hijo. Kebo Hijo kemudian memamerkan keris itu kepada semua orang sebagai miliknya, sehingga semua orang mengira keris itu milik Kebo Hijo.

Malam berikutnya, Ken Arok mencuri kerisnya itu dari tangan Kebo Hijo. Ia lalu menyusup ke kamar Tunggul Ametung & membunuhnya. Ken Dedes mengetahui pembunuhan suaminya itu. Ken Arok merayu Ken Dedes hingga luluh hatinya, agar tak sedih, lagipula Ken Dedes menikah dengan Tunggul Ametung dilandasi rasa keterpaksaan.

Pagiharinya, Kebo Hijo dihukum mati karena kerisnya ditemukan menancap pada mayat Tunggul Ametung. Ken Arok lalu mengangkat dirinya sendiri sebagai akuwu baru di Tumapel & menikahi Ken Dedes. Ken Dedes sendiri sedang mengandung anak Tunggul Ametung (Anusapati/ Panji Anengah)


* Kematian Ken Arok
Setelah Anusapati mengetahui kematian ayah kandungnya (Tunggul Ametung), ia memyuruh pembantunya untuk membunuh Ken Arok dengan keris buatan Mpu Gandring tadi, yang selama ini disimpan Ken Dedes. Ken Arok tewas ditusuk dari belakang. Kemudian Anusapati ganti membunuh pembantunya untuk menghilangkan jejak. Kepada semua orang ia mengumumkan bahwa pembantunya telah gila & mengamuk hingga menewaskan raja.

Terpecahnya Kerajaan Kahuripan

Bermula dari masalah persaingan perebutan takhta antara kedua putranya. Calon raja yang sebenarnya, putri mahkotanya (Sanggramawijaya Tunggadewi/ Dewi Kilisuci), memilih menjadi pertapa daripada naik takhta.

Atas saran penasehat kerajaan (Mpu Bharada), Airlangga terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu bagian barat bernama Kerajaan Kadiri/ Panjalu beribukota di Daha (kota yang baru), diserahkan kepada Sri Samarawijaya.
Bagian timur bernama Kerajaan Janggala beribukota di Kahuripan (kota yang lama), diserahkan kepada Mapanji Garasakan.

Sebelum dibelah menjadi dua, nama kerajaan yang dipimpin Airlangga sudah bernama Panjalu, berpusat di Daha. Kerajaan Janggala lahir sebagai pecahan dari Panjalu. Kahuripan adalah nama kota lama yang sudah ditinggalkan Airlangga & kemudian menjadi ibukota Janggala.

Kerajaan Panjalu/ Kadiri di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya berhasil menaklukkan Kerajaan Janggala & mempersatukannya kembali dengan Kerajaan Panjalu/ Kediri.

* Bagian barat= Keraj. Kadiri/ Panjalu= Daha (ibukota, kota yang baru)= Sri Samarawijaya
* Bagian timur= Keraj. Janggala= Kahuripan (ibukota, kota yang lama)= Mapanji Garasakan

Selasa, 17 September 2019

Basa Jawa Krama

A
Adoh - tebih
Adus - siram
Aku - kula - kawula
Anak - putra
Anggo - angge - agem
Aran - nama - asma
Arep - ajeng, badhe - kersa
Awan - sonten
Aweh - nyukani - maringi
Ayo - mangga - sumangga

B
Bali - mantuk - kundur
Bapak - rama
Batur - rencang
Bener - leres
Bengi - dalu
Biyen - riyin - rumiyin
Bojo - garwa
Buri - wingking

C > Carito - cariyos

D
Dadi - dados
Deleng - ningali - mriksani
Dhewe - piyambak
Dhuwit - arta
Didol - sade
Dudu - sanes
Doyan - purun - kersa
Durung - dereng
Duwe - gadhah - kagungan

E
Embah - eyang
Endi - pundi
Esuk - enjing

G
Gawa - asta
Gawe - damel
Gedhe - ageng
Gelem - purun - kersa
Gelis - enggal
Golek - pados

I
Ilang - ical
Isa - saged
Iya - inggih - sendika, nuwun

J
Jaluk - nyuwun
Jupuk - pendhet - pundhut

K
Kabeh - sedaya
Kanggo - kangge - kagem
Kandha - sanjang - ngendika
Kelambi - rasukan - ageman
Kembang - sekar
Kira - kinten
Kongkon - kengken - utus
Kowe - sampeyan - panjenengan
Kuburan - pasareyan
Kurang - kirang
Kuwat - kiyat
Kuwi - niku - punika

L
Lagi - nembe
Lali - supe
Lanang - kakung
Lara - sakit - gerah
Layang - serat
Liwat - langkung
Lunga - kesah - tindak
Lungguh - lenggah - pinarak

M
Maca - maos
Manak - nglairaken - mbabar
Mangan - dhahar
Mangkat - tindak
Marang - dhateng
Mati - seda
Melu - tumut - ndherek
Menehi - maringi, nyaosi
Menyang - dhateng
Metu - medal
Mlaku - mlampah - tindak
Mudhun - mandhap
Mulih - mantuk - kundur

N
Nandur - nanem
Nunggang - numpak - nitih
Nganggo - ngangge - ngagem
Ngarep - ngajeng - ngarsa
Ngenteni - ngentosi
Ngombe - nginum - ngunjuk
Nonton -mirsani
Ngongkon - ngengken - ngaturi
Nyambut gawe - nyambut damel
Nyekel - ngasta
Nyilih - ngampil

O
Oleh - angsal
Ora - mboten

P
Padha - sami
Pasar - Peken
Putu - wayah

R
Rasa - raos
Sadela - sekedhap
Sadulur - sadherek
Slamet - sugeng
Suwe - dangu

T
Takon - taken - nyuwun pirsa
Teka - dugi, dhateng - rawuh
Tiba - dhawah
Tuku - tumbas - mundhut
Turu - tilem - sare

U
Udan - jawah
Umur - yuswa
Undang - ngaturi
Urip - gesang
Utang - ngampil

W
Wayah - wanci
Wayang - ringgit
Wengi - dalu
Weruh - pirsa
Wisuh - wijik
Wong - tiyang

Y > yen - menawi

Museum Adityawarman Padang

Miniatur rumah
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.
##

Pakaian adat
1.

2.

3.

4.
##

Cindera mata
1.

2.
##

##

Koleksi buku-buku
1.

2.

3.

4.
##

Logo-logo daerah
1.

2.

3.

4.
##

Peresmian Pusat Peragaan Iptek

Senin, 16 September 2019

Museum Keraton Surakarta

Tiket Masuk
##

##

Silsilah Dinasti Mataram
1.

2.
##










##

Kyai Rojo Molo
1.

2.

3.
##

##

Miniatur
1.

2.
##

Miniatur Masjid Demak
1.

2.

 Pagelaran Wayang Kulit
1.

2.
##

Kesenian Jaran Kepang


 Sondoran