Beliau dilahirkan dua tahun sebelum Nabi Muhammad SAW.
Keduanya pernah disusui oleh Tsuwaibah, budak dari Abu Lahab.
Rasulullah SAW menjulukinya dengan "Asadullah" (singa Allah) karena kepahlawanannya saat membela Islam.
Hamzah terkenal sebagai seorang pejuang yang gagah berani dan pemburu yang ulung.
Ia memiliki keahlian dalam memanah dan berburu, serta dihormati oleh suku Quraisy.
Pada suatu hari Hamzah bertemu dengan mantan budak Abdullah bin Jud'an at- Taimi.
Perempuan tersebut berkata,
"Hai Abu Umarah (panggilan Hamzah), kalau saja Tuan tadi menyaksikan apa yang dialami keponakanmu Muhammad, yang menderita dari perbuatan Abul Hakam (julukan Abu Jahal oleh orang Quraisy).
Dia tadi menyakiti keponakanmu itu, mencaci- makinya, dan mencelanya habis- habisan. Sampai dia pergi, Muhammad tidak berkata apapun."
Hamzah bergegas mencari Abu Jahal.
"Mengapa kamu memaki dan mencederai Muhammad, padahal aku telah menganut agamanya dan meyakini apa yang dikatakannya?
Sekarang, coba ulangi kembali makian dan cercaanmu itu kepadaku jika kamu berani!" bentak Hamzah.
Pada perang Badar tahun 624 M bulan Ramadhan, Rasulullah menunjuk Hamzah sebagai salah seorang komandan perang, Rasulullah menunjuk Hamzah sebagai salah seorang komandan perang.
Pasukan yang bertempur, Bani Quraisy (Mekkah) melawan pasukan Mukmin pimpinan Nabi Muhammad SAW (Madinah) di lembah Badar.
Mengutip dari Ash- shahâbah, Ali Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata:
"Berdirilah wahai Hamzah, berdirilah wahai Ali, berdirilah wahai Ubadah bin al- Harits."
Kemudian Hamzah mendatangi Utbah, aku (Ali) mendatangi Syaibah, sedangkan Ubadah dan al- Walid saling memukul 2 pukulan.
Setelah kami (Ali dan Hamzah) mengalahkan musuh, lalu kami menuju al- Walid dan membunuhnya.
Kami membawa Ubâdah kembali ke pasukan kaum Muslimin."
Setelah kalah pada perang Badar, kaum kafir Quraisy ingin menuntut balas pada perang berikutnya, yakni Perang Uhud pada tahun 625 M bulan Syawal.
Komandan perang,
muslim: Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib.
Quraisy: Abu Sufyan dan Khalid bin Walid.
Pertempuran berlangsung di Jabal Uhud, sebelah utara Masjid Nabawi lebih kurang enam km.
Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan bin Harb memerintahkan budak bernama Washyi untuk membunuh Hamzah.
Wahsyi melemparkan tombaknya hingga mengenai Hamzah, hingga beliau syahid di medan perang.
Karena dendam yang luar biasa, jenazah Hamzah dibelah dadanya oleh Hindun, kemudian diambil hatinya.
Ususnya dikeluarkan dari perut untuk dikalungkan di leher Hindun.
Nabi Muhammad SAW sangat marah ketika mengetahui pamannya telah terbunuh dan diperlakukan secara keji.
m.kumparan.com/berita-hari-ini/kisah-hamzah-bin-abdul-muthalib-sahabat-nabi-yang-syahid-di-perang-uhud
idntimes.com/science/discovery/aris-wismoyo/mengenal-hamzah-bin-abdul-muthalib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar